HATI
TAK PERLU MEMILIH, HATI SELALU TAHU.
Penulis
: Dewi Lestari – Dee
Editor : Hermawan Aksan
Desain Sampul
: Kebun Angan
Penerbit : Truedee Pustaka Sejati,
Bentang
Pustaka
Tahun Terbit : 2009
Kategori : Novel drama, Romance
Cetakan : I, Agustus 2009
II, Agustus 2009
XIII, Maret 2012
Harga : Rp. 69.000,00
Tebal : XII
+ 444 halaman; 20 cm
Ukuran : 20,5 x 13,5
ISBN : 978-979-1227-78-0
Resentator : NurFajri InggaWati, XII – IPA 1
Perahu
Kertas merupakan novel keenam dari Dewi Lestari atau yang lebih akrab dipanggil
Dee. Setelah sukses memikat hati para pembaca dengan buku tritologi Supernova-nya,
Dee kembali meluncurkan sebuah novel best seller yang berjudul Perahu Kertas,
yang naskah awalnya ditulis pada tahun 1996 dan sempat mati suri selama sebelas
tahun karena dilupakan, akhirnya, novel ini pada akhir 2007 kembali di tulis
ulang oleh Dee dan berhasil diselesaikan
dalam waktu 55 hari berkat kegigihan dan kenekatan seorang Dee. Bahkan Dee
tidak meneruskan novel ini dari bab ke 34 sebagaimana yang dia tinggalkan
sebelas tahun yang lalu. Melainkan Dee menulis ulangnya dari nol, dan Dee
pun meresmikan sebuah proyek “bunuh diri”, yakni menulis novel sepanjang 75.000
kata dalam waktu 55 hari kerja.
Novel
Dee kali ini, Perahu Kertas, masih kental dengan tema cinta, dan agak sedikit berbeda
dari novel-novel Dee yang lain karna bergenre populer. Novel Perahu Kertas
lebih mudah dibaca dikarenakan kata-katanya yang ringan dan tidak terlalu
berat, atau mungkin hal ini disebabkan juga oleh tokohnya yang baru saja lulus
SMA. Tidak seperti novel Dee yang lain, yaitu Supernova, yang mempunyai kata-kata yang berat dan banyak terdapat
istilah-istilah sains di dalamnya.
Tetapi, Perahu Kertas juga merupakan novel yang berat jika dibandingkan dengan
novel chicklit atau teenlit dikarenakan panjangnya cerita.
Karena
bergenre populer, Para pembaca yang sudah membaca novel-novel karya Dee
sebelumnya, mungkin, pada awal-awal membaca novel ini akan beranggapan bahwa
ini bukanlah tulisan Dee, dikarenakan karya Dee sebelumnya yang cenderung serius. Kata-kata yang ditulis oleh Dee
di novel ini lebih ringan dan gaya bahasanya seperti gaya bahasa para penulis
remaja pada umumnya. Namun jika novel ini ditelusuri lebih dalam, kekhasan Dee
dalam menulis sebuah cerita pasti akan muncul dalam kata-katanya yang penuh makna dan berisi.
Sekilas
novel Perahu Kertas tampak standar dan biasa-biasa saja karena bertemakan tentang
cinta. Tetapi novel Perahu Kertas membuka sebuah cakrawala baru bagi para
pembaca. Cerita tentang cinta namun banyak unsur lain yang mendukung dan kuat
dalam novel ini yang membuat novel ini begitu inspiratif dan edukatif, seperti
tentang mimpi, persahabatan, dan kekeluargaan. Perahu kertas juga memiliki
filosofi tentang sebuah pilihan dalam hidup, seperti, “Apakah kita harus menjadi orang lain terlebih dahulu sebelum kita
menjadi diri kita sendiri?” dan Penggambaran tokoh, latar, dan alur
yang begitu kreatif dan jelas membuat para pembaca novel Perahu Kertas tidak segan
untuk bermain dengan dunia imajinasinya dan membayangkan secara nyata apa yang
terjadi dalam cerita novel ini. Dengan dua tokoh utama bernama Kugy dan Keenan,
dan tokoh-tokoh remaja lainnya dalam novel ini tampil dalam waktu rentang empat
tahun, dimulai saat Kugy dan Keenan memulai masa perkuliahannya di Bandung.
Dimulai
dari kisah seorang Keenan, remaja yang baru saja lulus SMA, yang selama enam
tahun tinggal bersama neneknya di Amsterdam – Belanda. Keenan adalah seorang
remaja cerdas, artistik, dan bermimpi menjadi pelukis. Namun karena perjanjian
dengan Ayahnya, Keenan terpaksa pulang ke Indonesia dan berkuliah di Bandung,
di Fakultas Ekonomi yang diinginkan oleh Ayahnya. Sementara Keenan sendiri
sangat tidak menginginkannya dan lebih memilih untuk menjadi seorang pelukis
dibandingkan seorang businessman. Keenan memiliki bakat melukis yang
kuat dari ibunya dan dia tidak mempunyai cita-cita lain selain menjadi pelukis.
Sementara, di sisi lain, ada Kugy, seorang gadis mungil yang aneh, unik, cuek,
pengkhayal, berantakan dan bercita – cita sebagai juru dongeng, yang cenderung
banyak kejutan di dalam kehidupannya. Kugy juga akan berkuliah di universitas
yang sama dengan Keenan. Tak beda dengan Keenan, Kugy juga mempunyai
cita-citanya sendiri, yaitu menjadi juru dongeng. Kugy sangat menggilai
dongeng. Tak hanya mengkoleksi buku-buku dongeng dan punya taman bacaan di
loteng rumahnya, Kugy juga sangat senang menulis dongeng. Walaupun Kugy yakin
menjadi seorang juru dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan yang akan
diterima dengan mudah oleh khalayak umum. Tetapi, Kugy tak ingin lepas begitu
saja dari dunia tulis menulis, Kugy lantas meneruskan pendidikannya di Fakultas
Sastra.
Kugy
dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni, saat Eko, kekasih Noni,
harus menjemput Keenan yang notabene adalah sepupunya. Sementara Noni merupakan
sahabat Kugy sejak mereka berdua masih kecil. Dan mulai saat itulah Mereka
berempat akhirnya bersahabat.
Perkenalan
Kugy dan Keenan di awal masa kuliah mereka ternyata pelan-pelan melahirkan
perasaan saling mengagumi dan tanpa mereka sadari mereka saling jatuh cinta,
tanpa pernah ada kesempatan untunk saling mengungkapkan. Namun, situasinya
menjadi rumit dengan fakta bahwa Kugy masih menjalin hubungan dengan Joshua –
Ojos, dan di sisi lain, Noni dan Eko tengah berupaya mencomblangkan Keenan
dengan seorang sepupu Noni bernama Wanda yang merupakan seorang curator muda.
Dari titik inilah, ketegangan kisah cinta Kugy dan Keenan yang sebenarnya
dimulai.
Persahabatan
empat sekawan itu mulai merenggang sejak adanya Wanda. Kugy yang mulai
menyadari rasa cemburunya terhadap Keenan dan Wanda lebih memilih menghindar
dan mulai menjalani kegiatannya yang baru dan sibuk dengan kegiatan itu, yakni
menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah Kugy
bertemu dengan Pilik, muridnya yang nakal namun cerdas. Pilik dan kawan-kawannya
berhasil Kugy taklukkan dengan cara,
membuatkan mereka kisah petualangan dengan mereka sebagai tokohnya, yang diberi
judul: Jendral Pilik dan Pasukan Alit.
Kugy menuliskan kisah petualangan murid-muridnya itu di sebuah buku tulis, yang
kelak diberikan kepada Keenan. Keenan akhirnya memutuskan untuk berhenti kuliah
dan memilih menjadi seorang pelukis, setelah di beritahu oleh Wanda bahwa
lukisannya habis terjual, dan hal itu mendapat penentangan yang besar dari
Ayahnya. Hubungan Keenan dan Wanda yang semula mulus, akhirnya hancur dalam semalam,
setelah terbongkarnya kebohongan yang Wanda buat. Begitu juga dengan impian
Keenan yang selama ini ia bangun dan perjuangkan, kandas dengan cara yang
mengejutkan bersamaan dengan hancurnya hubungan ia dengan Wanda. Dengan hati
hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung dan keluarganya di Jakarta,
lalu ia pergi ke Ubud dan tinggal bersama Pak Wayan yang ia ketahui sebagai
sahabat ibunya.
Hari-hari bersama keluarga Pak
Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman yang cukup disegani di Bali,
sedikit demi sedikit mulai mengobati hati Keenan. Sosok yang cukup berpengaruh
yaitu Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan pun akhirnya mulai bisa melukis
lagi. Berbekal kisah petualangan Jendral Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan
oleh Kugy, Keenan membuat lukisan-lukisan serial yang menjadi terkenal dan
diburu oleh para korektor.
Kugy, yang kesepian dan kehilangan
sahabat-sahabatnya di Bandung, mulai menata ulang hidupnya. Ia cepat-cepat
lulus kuliah dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai
copywritter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius Aditya, atasan yang sekaligus
sahabat abangnya, Karel. Dengan cara yang tidak terduga karier Kugy naik daun
dan menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu karena pemikirannya yang
ajaib dan serba spontan. Namun sosok Remigius tidak melihat Kugy dari sisi itu.
Remi menyukai Kugy tidak hanya dari ide-idenya, tapi juga semangat dan keunikan Kugy. Dan akhirnya Remi pun harus
mengakui bahwa ia jatuh hati pada Kugy. Sebaliknya, ketulusan Remi meluluhkan
hati Kugy dan membuatnya memilih Remi.
Keenan tidak bisa selamanya
tinggal di Bali. Kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, memaksanya untuk
pulang ke Jakarta dan harus menjalankan perusahaan ayahnya karena tidak
mempunyai pilihan lain. Pertemuan antara Keenan dan Kugy tidak bisa terelakkan.
Bahkan empat sahabat ini bertemu lagi dan bercanda seperti masa-masa dulu.
Semuanya dengan kondisi yang berbeda. Dan kembali hati mereka diuji. Kisah
cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi
semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa memasrahkan dirinya kemana aliran
cinta membawanya.
Lebih dari sekadar kisah cinta biasa,
kisah Kugy dan Keenan menyimpan kisah panjang pencarian diri yang otentik.
Gagasan ini, jika disederhanakan dan diungkapkan dengan bahasa populer kalangan
remaja, akan serupa dengan upaya untuk ''menjadi diri sendiri''. Tentang
bagaimana Kugy dan Keenan merawat impian-impian, kata hati, pilihan hidup, dan
cita-cita mereka, berhadapan dengan kompleks realitas hidup di lingkungannya
masing-masing yang tak sederhana, dilematis, dan kadang tampak pahit.
Walaupun banyak latar yang dipakai
oleh novel ini, yaitu Belanda, Jakarta, Bandung, Pantai Ranca Buaya, dan Ubud,
tidak sama sekali membuat para pembaca kebingungan saat membacanya dan
menjadikan novel ini banyak detail-detail penjelasan latar yang tidak
diperlukan. Tetapi sebaliknya, cerita ini mengalir bagai perahu kertas.
Meskipun pada bagian bahasa Balinya menggunakan bahasa yang termasuk kasar
karena ejekkan tetapi tidak mengurangkan nilai novel Perahu Kertas di hati para
pembaca.
Di bagian seperempat terakhir
novel, pembaca akan menemukan bagian-bagian yang sangat menentukan bagi
penyelesaian konflik dan keseluruhan alur kisah novel yang sebenarnya sudah
lebih dulu dilansir dalam versi digital (WAP) pada April 2008. Di bagian ini,
pembaca akan menemukan ''Dee yang sebenarnya'', yang menghadirkan
renungan-renungan hidup yang mendalam dengan gaya bicara tokoh-tokoh novel yang
usianya kebanyakan masih belia. Memang, pembaca tidak akan terlalu dibebani
dengan metafor-metafor berat dan filosofis yang cukup serius, seperti dalam
Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh. Namun, hal ini tidak mengurangi
kualitas dan kedalaman refleksi Dee.
Kesimpulan yang bisa didapatkan
oleh para pembaca novel Perahu Kertas sendiri adalah pujian-pujian yang mampu membangkitkan
semangat untuk membaca novel ini sendiri. Novel ini begitu edukatif dikarenakan
kita bisa banyak belajar dari novel ini. Mulai dari bagaimana kita harus tetap
semangat dalam meraih mimpi-mimpi kita. Dan ada satu kutipan kata yang
begitu mengena dalam novel ini, “Kita harus menjadi sesuatu yang bukan diri
kita, untuk akhirnya menjadi sesuatu yang merupakan diri kita sendiri”. Terkadang
tidak semua mimpi kita bisa kita raih begitu saja. Banyak pengorbanan yang
harus dilakukan dan salah satunya adalah menjadi apa yang bukan diri kita
inginkan, seperti halnya Kugy. Untuk menjadi seorang juru dongeng tidak semudah
membalikan telapak tangan. Kugy berpikir, dia harus mempunyai profesi yang
layak dan menghasilkan gaji yang cukup untuk memenuhi kehidupannya. Baru
setelah itu, dia mempunyai profesi sampingan berupa juru dongeng.
Dari novel ini kita belajar arti
dari sebuah perjuangan dalam meraih cita-cita dan impian yang kita
damba-dambakan. Jadi, untuk seseorang yang sedang putus asa dan kehilangan
semangatnya, novel ini layak dikonsumsi untuk membangkitkan semangat dan
menambah inspirasi. Dibumbui kisah cinta yang begitu membuat emosi
melonjak-lonjak, novel Perahu Kertas sangat membantu kita untuk belajar lebih
lanjut apa arti dari cinta itu sendiri. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan
di parit, di empang, di kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat
yang sama. Meski pahit, sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.
No comments:
Post a Comment