Sweetroses

Wednesday, July 8, 2015

Memanusiakan Manusia



MEMANUSIAKAN MANUSIA???
APA YANG ANDA LAKUKAN UNTUK MEMANUSIAKAN MANUSIA??

Ya, istilah “Memanusiakan Manusia” begitu populer saat ini, istilah “Memanusiakan Manusia “ memang begitu indah dan memiliki arti yang mendalam, tidak seperti istilah-istilah kekinian yang marak beredar tapi tidak memiliki makna yang berharga. Istilah “Memanusiakan Manusia” seakan menuntut penyebutnya untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi dengan sesaman manusia sebagai makhluk social. “Memanusikan Manusia” memang kerap ditunjukan sebagai pelayanan pemerintah kepada rakyatnya atau pelayanan public yang dirasakan oleh masyarakt. Tapi, konsep “Memanusiakan Manusia”  tidaklah terbatas pada lingkup pelayanan public saja, “Memanusiakan Manusia” menyentuh seluruh dimensi kehidupan manusia, bahkan kini dunia pendidikan Indonesia pun meggunakan konsep ini.
H.A.R Tilaar dalam bukunya Manifesto Pendidikan Nasional, mengungkapkan hakikat pendidikan adalah proses memanusiakan manusia yaitu menyadari akaan manusia yang merdeka. Manusia yang merdeka hidup membudaya. Pendidikan harus mendorong manusia, yang dibesarkan dalam habitusnya, untuk menciptakan dan merekonstruksi budayanya itu sendiri. Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang membentuk manusia-manusia seperti ini, manusia yang hidup sebagai manusia, bukan sekedar “mur-baut” bagi mesin ekonomi. Suatu tugas yang berat memang, tetapi agung.
Pendidikan bukan sekedar proses transmisi pengetahuan dari seseorang kepada yang lainnya (transmiting the message from one people to another), -dimana pendidikan semacam itu tidak lebih dari upaya doktrinisasi dogma-dogma yang mengarah pada keterpaksaan kesadaraan- lebih jauh pendidikan merupakan ikhtiar transformasi tindakan yang teraktualisasikan dalam perbuatan yang disadari dan berorientasi nilai. Sebuah proses penyadaran humanistis yang tidak sekedar intelektual contagion (pewarisan intelektual), melainkan pula memberikan ketenangan batini sehingga berimplikasi dalam kehidupan sosial-nyata.
pendidikan yang dimaksud yakni sebuah upaya perwujudan system pendidikan berkarakter yang didasarkan pada kepekaan social, integrasi intelektual dan pemeliharaan spiritual. Ketiga elemen penting tersebut merupakan bagian dari nilai-nilai  yang harus senantiasa ada dalam proses transfer ilmu, proses pendidikan. Kalau memang ketiga elemen itu dapat di bangun, niscaya pendidikan moral di lingkungan kita adalah sebuah harapan besar yang akan terwujud dengan adanya kesadaran dari berbagai pihak.
Sejatinya, konsep “Memanusiakan Manusia” merupakan bagian dari humanism. Humanism berasal dari kata latin humanus dan memiliki akar kata homo yang berarti manusia. Humanus berarti sifat manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia (A. Mangunhardjana dalam Haryanto Al-Fandi, 2011:71). Berkaitan dengan pendidikan yang sejatinya merupakan aplikasi dari filsafat antropologi atau filsafat yang menelurusi makna manusia. Aspek kemanusian (humanistic) dalam pendidikan perlu mendapat perhatian intens dalam merumuskan konsepsi pendidikan yang bermoral. Yakni, konsep pendidikan yang menitik beratkan pada pembentukan karkater yang berkepribadian luhur dan mulia (Character Building).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah “Memanusikan Manusia” merupakan upaya un tuk membuat manusia menjadi berbudaya, jadi istilah “Memanusiakan Manusia” bukanlah diartikan secara harafiah, melakukan hal “Memanusiakan Manusia” bukan berarti sebelumnya kita tidak memperlakukan manusia sebagai mana layaknya manusia, adapun pengertian “Memanusiakan Manusia” adalah menjadi manusia seutuhnya. Artinya, sebagai ciptaan Tuhan paling mulia, kebahagiaan utama adalah tatkala kita dapat menjadikan sesama manusia lebih terdidik, lebih bermartabat, lebih sukses, lebih pintar, dan lebih baik hidupnya. Di situlah baru seseorang benar-benar memperoleh ‘gelar kemanusiaannya’. Selama kepintaran, keterdidikan, kesuksesan, kekayaan, dan semua kelebihan yang dimiliki hanya untuk kepentingan dan kepuasan diri sendiri, berarti belum menjadi manusia utuh sebagaimana seharusnya.
Konsep “Memanusiakan Manusia” yang lebih mendasar yakni memanusiakan manusia yang memiliki cita-cita, ingin selalu dihormati dan dihargai karna berperannya 3 unsur (ID, Ego dan Super Ego) yang dimiliki setiap Individu, 3 unsur tersebutlah yang mendasari setiap individu memiliki rasa ingin dihargai.

Nama : Nurfajri Inggawati
NPM : 036113067
Kelas : IV/C


DAFTAR PUSTAKA
Christiana Yuwanda, (2012). Pendidikan yang Memanusiakan Manusia. Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur