MEMANUSIAKAN
MANUSIA???
APA
YANG ANDA LAKUKAN UNTUK MEMANUSIAKAN MANUSIA??
Ya, istilah “Memanusiakan Manusia”
begitu populer saat ini, istilah “Memanusiakan Manusia “ memang begitu indah
dan memiliki arti yang mendalam, tidak seperti istilah-istilah kekinian yang
marak beredar tapi tidak memiliki makna yang berharga. Istilah “Memanusiakan
Manusia” seakan menuntut penyebutnya untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari dalam berinteraksi dengan sesaman manusia sebagai makhluk social. “Memanusikan
Manusia” memang kerap ditunjukan sebagai pelayanan pemerintah kepada rakyatnya
atau pelayanan public yang dirasakan oleh masyarakt. Tapi, konsep “Memanusiakan
Manusia” tidaklah terbatas pada lingkup
pelayanan public saja, “Memanusiakan Manusia” menyentuh seluruh dimensi
kehidupan manusia, bahkan kini dunia pendidikan Indonesia pun meggunakan konsep
ini.
H.A.R
Tilaar dalam bukunya Manifesto Pendidikan Nasional, mengungkapkan hakikat
pendidikan adalah proses memanusiakan manusia yaitu menyadari akaan manusia
yang merdeka. Manusia yang merdeka hidup membudaya. Pendidikan harus mendorong
manusia, yang dibesarkan dalam habitusnya, untuk menciptakan dan merekonstruksi
budayanya itu sendiri. Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang membentuk
manusia-manusia seperti ini, manusia yang hidup sebagai manusia, bukan sekedar
“mur-baut” bagi mesin ekonomi. Suatu tugas yang berat memang, tetapi agung.
Pendidikan
bukan sekedar proses transmisi pengetahuan dari seseorang kepada yang lainnya
(transmiting the message from one people to another), -dimana pendidikan
semacam itu tidak lebih dari upaya doktrinisasi dogma-dogma yang mengarah pada
keterpaksaan kesadaraan- lebih jauh pendidikan merupakan ikhtiar transformasi
tindakan yang teraktualisasikan dalam perbuatan yang disadari dan berorientasi
nilai. Sebuah proses penyadaran humanistis yang tidak sekedar intelektual
contagion (pewarisan intelektual), melainkan pula memberikan ketenangan batini
sehingga berimplikasi dalam kehidupan sosial-nyata.
pendidikan yang
dimaksud yakni sebuah upaya perwujudan system pendidikan berkarakter yang
didasarkan pada kepekaan social, integrasi intelektual dan pemeliharaan
spiritual. Ketiga elemen penting tersebut merupakan bagian dari
nilai-nilai yang harus senantiasa ada dalam proses transfer ilmu, proses
pendidikan. Kalau memang ketiga elemen itu dapat di bangun, niscaya pendidikan
moral di lingkungan kita adalah sebuah harapan besar yang akan terwujud dengan
adanya kesadaran dari berbagai pihak.
Sejatinya, konsep “Memanusiakan
Manusia” merupakan bagian dari humanism. Humanism berasal dari kata latin
humanus dan memiliki akar kata homo yang berarti manusia. Humanus berarti sifat
manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia (A. Mangunhardjana dalam Haryanto
Al-Fandi, 2011:71). Berkaitan dengan pendidikan yang sejatinya merupakan aplikasi
dari filsafat antropologi atau filsafat yang menelurusi makna manusia. Aspek kemanusian
(humanistic) dalam pendidikan perlu mendapat perhatian intens dalam merumuskan
konsepsi pendidikan yang bermoral. Yakni, konsep pendidikan yang menitik
beratkan pada pembentukan karkater yang berkepribadian luhur dan mulia
(Character Building).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
istilah “Memanusikan Manusia” merupakan upaya un tuk membuat manusia menjadi
berbudaya, jadi istilah “Memanusiakan Manusia” bukanlah diartikan secara
harafiah, melakukan hal “Memanusiakan Manusia” bukan berarti sebelumnya kita
tidak memperlakukan manusia sebagai mana layaknya manusia, adapun pengertian “Memanusiakan
Manusia” adalah menjadi manusia
seutuhnya. Artinya, sebagai ciptaan Tuhan paling mulia, kebahagiaan utama
adalah tatkala kita dapat menjadikan sesama manusia lebih terdidik, lebih
bermartabat, lebih sukses, lebih pintar, dan lebih baik hidupnya. Di situlah
baru seseorang benar-benar memperoleh ‘gelar kemanusiaannya’. Selama
kepintaran, keterdidikan, kesuksesan, kekayaan, dan semua kelebihan yang
dimiliki hanya untuk kepentingan dan kepuasan diri sendiri, berarti belum
menjadi manusia utuh sebagaimana seharusnya.
Konsep “Memanusiakan Manusia” yang lebih mendasar
yakni memanusiakan manusia yang memiliki cita-cita, ingin selalu dihormati dan
dihargai karna berperannya 3 unsur (ID, Ego dan Super Ego) yang dimiliki setiap
Individu, 3 unsur tersebutlah yang mendasari setiap individu memiliki rasa
ingin dihargai.
Nama
: Nurfajri Inggawati
NPM
: 036113067
Kelas
: IV/C
DAFTAR
PUSTAKA
Christiana
Yuwanda, (2012). Pendidikan yang Memanusiakan Manusia. Jakarta. Jurnal
Pendidikan Penabur